Sabtu kemarin 13 Feb saya diundang ke acara 50th Wedding anniversary bude saya di rumahnya (bude = kakak dari ayah saya), acara nya dibuat sederhana tapi ends up jadi sangat meriah karena berbarengan juga dengan arisan rutin Putri Ganesha (sebutan untuk perkumpulan istri mantan Tentara Pelajar).
Kalimat pertama yang saya ucapkan waktu menerima telepon dari Mama tentang undangan ini adalah, "Wow, 50 tahun, hebat banget!" dan memang disadari atau tidak 50 tahun bisa dibilang sebuah rekor.
Kebetulan saat ini saya belum menikah, dan belum bisa berbagi mengenai kehidupan pernikahan, namun satu hal yang saya yakini adalah, mereka pasti menyimpan cinta yang amat besar antara satu sama lain sehingga mereka bisa bertahan sampai selama ini.
Cinta, ia tidak akan ada jika kita tidak punya hati, dan ia juga tidak akan ada jika kita tidak punya iman.
Di acara itu saya melihat betapa besar cinta diantara mereka berdua, pun dengan anak-anak dan cucu-cucunya yang terwakili dalam sebuah puisi khusus yang dibacakan pada awal acara. Tak ayal, beberapa tamu tampak menyeka air mata haru mereka manakala mendengarkan curahan cinta dan kasih sayang yang disampaikan dengan sangat indah lewat puisi tersebut.
Diiringi doa dan tepuk tangan para tamu, dilaksanakan potong tumpeng dan kue tart sebagai simbol selebrasi, dan acara pun di lanjutkan dengan makan bersama.
Oh iya, arisan...
To be honest, saya adalah orang yang kurang suka dengan arisan, mungkin karena dalam hati sebenarnya saya agak sedih saat waktu kecil sering ditinggal mama untuk arisan namun tidak sanggup mengatakan nya (halah...kok jadi mellow begini??? :p)
Eniwei, arisan di acara ini buat saya menarik, karena walaupun dengan peserta yang hampir semua berusia di atas 50 tahun, tapi semangat mereka hampir mengalahkan saya yang baru berusia 20-an.
Setelah makan siang, ada sesi menyanyi dan (amazingly!) dansa dansi, tanpa dikomando (nampaknya mereka sudah rutin melakukan ini) seorang wanita menuju ke tempat sang pemain organ tunggal mengambil mikrofon dan mulai menyanyikan lagu berbahasa Belanda....ahhh....serasa melayang ke dunia lain walaupun kegiatan saya pada saat lagu terdendang adalah cuci piring!
Lagu selanjutnya, berbahasa Indonesia serta bernada agak keroncong (two thumbs up buat pemain organ yang bisa mengakomodasi keinginan audiens-nya). Sukses dengan dua lagu serta waktu yang tepat setelah makanan tercerna dengan sempurna, maka mengalunlah lagu ketiga berbahasa Inggris dengan irama dance, dan (sekali lagi tanpa komando) satu-persatu para tamupun turun ke 'lantai dansa' dan mulai berdansa dan berjoget.
Bukan ketepatan gerak dan gaya yang saat itu saya perhatikan, namun rasa kebersamaan serta kegembiraan yang terpancar jelas dari wajah-wajah mereka lah yang membuat saya takjub.
Kembali, hati mereka 'berbicara'.
Sekali lagi dibuktikan dengan hati dan dari hati kita bisa menyampaikan sejuta hal yang indah.
Mengutip kata-kata dari Aa Gym,
jagalah hati, jangan kau kotori
jagalah hati, cahaya Illahi
salam sayang :)